Ken Setiawan: Islam dan Alquran Bukan Ajaran Baru, Tapi Rekonstruksi Ajaran Taurat dan Injil

DL|Bandarlampung|Politik|15082025
---- Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Wilayah Provinsi
Lampung menggelar road show
“Indonesia Damai” dengan tema menbangun kehidupan toleransi menuju Indonesia
emas 2045 yang bertujuan membangun kerukunan dan kedamaian di tengah
masyarakat, serta mempererat hubungan antar umat beragama.
Kegiatan Dialog Indonesia Damai tersebut di laksanakan
para tanggal 12 Agustus 2025 di Sekretariat Asosiasi pendeta Indonesia
Kabupaten Tulang Bawang.
Road Show di mulai dari Kabupaten Tulang Bawang dan
dilanjutkan di 15 kabupaten kota se Provinsi Lampung dengan menggandeng
narasumber Ken Setiawan, mantan aktivis Negara Islam Indonesia NII yang telah
bertaubat dan kini mendirikan NII Crisis
Center, sebuah lembaga rehabilitasi bagi korban NII
Ken menjelaskan sejarah Islam dengan rinci sesuai data
dan fakta sehingga dapat diterima oleh para peserta seminar, menurut Ken, Islam
datang bukanlah agama baru, melainkan rekonstruksi dari ajaran Taurat dan
Injil.
Umat Islam yang mengerti sejarah pasti mengerti bahwa
Islam adalah kelanjutan dari agama yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya,
termasuk Nabi Ibrahim, Musa, dan Isa atau Yesus.
Bahkan Nabi Muhammad sukses menjadi pemimpin Mekah dan
Madinah juga berkat didikan dan pengkaderan dari tokoh Kristen, termasuk dari
Istrinya Khadidhah dari keluarga Kristen dan sepupunya yaitu Pendeta Waraqah bin
Naufal serta Pendeta Bukhaira.
Sejak Muhammad berusia 12 tahun, Pendeta Bukhaira sudah
melihat kecerdasan dan keberanian, nahkan ketika ditanya oleh Bukhaira dengan
pertanyaan sulit, tapi nabi Muhammad menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan
gamblang.
Proses Wahyu
Pendeta Bukhaira lalu bertanya, anak siapa ini kepada Abu
Thalib, lalu dijawab dia adalah anak saudaraku, lalu disampaikan agar selalu
menjaganya, sebab Bukhaira sangat yakin jika di didik dan dikader dengan tepat,
maka dia akan menjadi pempimpin.
Jadi proses wahyu dan kenabian Muhammad bukan ujug ujug
dari langit, tapi melalui proses pendidikan dan pengkaderan yang dilakukan oleh
orang orang terdekat nabi seperti Pamannya sendiri Abu Thalib, Istinya khadijah
dan sepiupunya pendeta Waraqah bin Naufal serta Pendeta Bukhaira.
Jadi tidak ada alasan saat ini kita membenci umat agama
lain atas nama agama.
Bahkan dalam sejarah ada romongan pendeta dan jemaatnya
meminta ijin untuk melakukan ibadah, nabi Muhammd justru membrikan ijin dan gar
pendeta dan jemaatnya melakukan ibadah kebaktian di Masjid Nabawi
Pada masa kehidupan Nabi Muhammad SAW, Islam memberikan
teladan tentang toleransi dan kebebasan beragama.
Salah satu peristiwa yang mencerminkan hal ini adalah
ketika Nabi Muhammad mengizinkan delegasi Nasrani dari Najran untuk beribadah
di Masjid Nabawi.
Peristiwa ini tidak hanya menunjukkan sikap terbuka Nabi,
tetapi juga menjadi simbol bagaimana umat Islam dan Non-Muslim dapat hidup
berdampingan secara damai dan saling menghormati.
Bahkan dalam Perjanjian Najran ada perjanjian damai yang
dibuat antara Nabi Muhammad dan Tokoh Kristen pada tahun 628 Masehi.
Perjanjian ini menjamin keamanan, perlindungan, dan
keselamatan kaum Nasrani Najran, serta memberikan kebebasan beragama bagi
mereka, Nabi Muhammad juga memberikan himbauan kepad aumat islam jika ada umat kristen membangun tempat ibadah
diharapkan umat islam dapoat membantu dan jangan dijadikan sebagai hutang.
Taurat dan Injil
Di dalam Al-Qur'an juga mengakui keberadaan Taurat dan
Injil sebagai kitab suci, jadi Islam
adalah rekonstruksi ajaran Taurat dan Injil lebih tepat dipahami sebagai
kelanjutan dari ajaran tauhid yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya.
Jadi bila ada kesamaan kisah di dalam kitab suci antara
ajaran Taurat Injil dan quran kerana memang ada keterkaitan dengan peradaban
sebelumnya.
Bagi ken, Toleransi bukan berarti melemahkan keyakinan
Islam, tetapi justru memperkuat nilai-nilai kebaikan, keadilan, dan kasih
sayang yang menjadi inti ajaran Islam
Ketua Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Lampung Pdt
Daniel, mengatakan tujuan dari kegiatan dialog ini adalah untuk membangun
pemahaman yang lebih baik antarumat beragama, memperkuat toleransi, dan menjaga
keharmonisan sosial.
Pdt Daniel mengapresiasi
kehadiran Ken Setiawan yang dikenal sebagai tokoh pejuang toleransi,
dapat memberikan nuansa baru, membuka ruang dialog, dan mempererat tali
silaturahmi antar umat beragama.
“Hal ini bisa menjai pengalaman yang menyejukkan dan
memperkaya pemahaman tentang keberagaman, dan ini akan kita lamnjutkan kegiatan
yang lebih besar lagi di seluruh kabupaten Kota Se Provinsi Lampung” ujarnya.
Perlu di ketahui, Ken Setiawan kini tidak hanya menjadi
narasumber di lingkungan internal Islam, tetapi juga diundang dalam diskusi
lintas agama lain seperti Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu, hingga
penghayat kepercayaan.
Para pendeta dan umat kristiani yang hadir dalam kegiatan
ini tampak bersemangat, terutama dalam sesi diskusi tanya jawab sebab mereka
memperoleh perspektif baru tentang Islam dari sudut pandang seorang mantan
radikalis yang telah insyaf dan kini aktif menyuarakan toleransi.
Bahkan salah satu peserta diskusi yaitu Pdt Bambang
mengungkapkan bahwa diskusi ilmiah seperti ini harus sering dilakukan, sebab
tidak banyak tokoh Islam yang berani bicara tentang fakta dan data tentang
sejarah histori peradaban masa lalu secara gamblang dan bisa diterima oleh akal
sehat.
Pdt Bambang mengaku biasanya jika ada pendapat dari tokoh
Islam dirinya kadang mebantah dan menyanggahnya, tapi kali ini dirinya tidak
bisa membantah, karena yang di sampaikan Ken Setiawan adalah fakta sejarah
sesuai fakta dan data yang sela ini di sembunyikan banayak pihak.
Pdt Bambang mengatakan bahwa, jika para tokoh agama di
Indonesia pemikiranya seperti sosok Ken Setiawan, dirinya sangat yakin
Indonesia akan terjadi suasana harmonis, aman damai walaupun latar belakang
agam,a berbeda beda.
“Ini adalah bentuk upaya nyata API Lampung dalam
mewujudkan kerukunan dan kedamaian di tengah masyarakat, sekaligus mengajarkan
bagaimana menjaga toleransi dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Pdt Daniel mengaku setalah Lampung selesai di 15
kabupaten / kota, maka akan Ken Setiawan akan di rekomendasikan ke Dewan
Pimpinan Pusat API untuk melakukan road show diskusi Indonesia damai
tersebut ke seluruh Provinsi se Indonesia
tutup Daniel. (KS)
Comments